Skip to main content

Alur Pemotongan Hewan di RPH

Pemotongan hewan di Rumah Potong Hewan antara lain melewati beberapa tahap antara lain Kandang Penampungan (Kandang Istirahat), daerah kotor dan daerah bersih. Adapun yang termasuk daerah kotor yaitu tempat pemingsanan, tempat pemotongan, tempat pengeluaran darah, tempat penyelesaian penyemblihan, ruang jeroan, ruang kepala dan kaki, ruang kulit dan tempat pemeriksaan post mortem. Sedangkan daerah bersih yaitu ruang pendinginan atau pelayuan, ruang pembekuan, ruang pembagian karkas, ruang penimbangan karkas dan ruang pengemasan daging. Adapun alur yang dilewati antara lain :

Kadang Penampungan (Kandang Istirahat)
Kadang penampungan merupakan kandang yang digunakan untuk menampung hewan sebelum dilakukan pemotongan. Kandang penampungan juga biasa disebut kandang istirahat karena menjadi tempat istirahat hewan setelah melakukan perjalanan dari kandang ke rumah potong hewan. Selain itu fungsi kandang penampungan adalah tempat pemeriksaan ante mortem (pemeriksaan sebelum disembelih). Pemeriksaan ini dilakukan dengan melihat kondisi fisik hewan berupa suhu tubuh, pulsus, pernafasan dan kelaianan yang tampak dari luar tubuh. Jika hewan mengalami kelaianan dan dibutuhkan pengobatan sebelum dipotong maka hewan dimasukkan ke dalam kandang isolasi sampai masa pengobatan berakhir. Pengecekan ante mortem harus dilakukan oleh dokter hewan yang diberi tugas khusus oleh pemerintah setempat.

Daerah Kotor
Daerah kotor merupakan daerah atau ruangan di rumah potong hewan yang memiliki tingkat kontaminasi yang tinggi. Daerah Kotor di rumah potong hewan Malang seluruhnya menyatu kecuali ruang jeroan. Hal ini sudah baik mengingat RPH Malang sudah menggunakan alat – alat yang memenuhi syarat sehingga kontaminasi antara ruangan dapat dihindarkan/dikurangi.

1) Ruang Pemingsanan
Ruang pemingsanan di RPH Malang dilengkapi kandang jepit dan tirai. Pemingsanan dilakukan dengan senjata seperti pistol dengan bubuk mesiu. Akan tetapi pada saat dilakukan Ko. Asistensi tidak ditemukan adanya kegiatan di ruang pemingsanan karena hanya dikhususkan untuk sapi import. Sedangkan untuk sapi lokal dilakukan dengan cara konvensional yaitu dengan merobohkan sapi dan diikat menggunakan tali. Hal ini sedikit bertentangan dengan kesejahteraan hewan karena hewan sedikit atau banyak akan mengalami stress dan membuat pengeluaran darah tidak sempurna.

2) Ruang Pemotongan (Penyemblihan) dan Pengeluaran Darah
Ruang pemotongan hewan (penyemblihan) dan pengeluaran darah di RPH Malang menyatu dengan ruangan fiksasi atau pengikatan. Hal ini masih termasuk kategori baik karena sebagian besar pemotongan hewan dilakukan dengan metode konvensional. Selain itu RPH Malang sangat memperhatikan cara penyemblihan berdasarkan syariah yaitu posisi hewan yang akan disemblih dan pisau yang digunakan serta operator penyemblihan harus beragama islam dan minimal melakukan kewajiban dengan benar.

3) Ruang Penyelesaian Penyemblihan
Menurut SNI 01-6159-1999 ruang penyelesaian penyemblihan yaitu ruangan yang digunakan menjadi tempat pemisahan kepala, keempat kaki sampai tarsusu dan karpus, pengulitan, pengeluaran isi dada dan isi perut. RPH Malang melakukan kegiatan ini di daerah kotor (satu lokasi).

4) Ruang Jeroan
Setelah isi perut dan isi dada dikeluarkan kemudian di bawa ke ruangan jeroan. Ruang jeroan dilengkapi beberapa bak air yang digunakan untuk mencuci jeroan. Tata cara yang dilakukan di RPH Malang yaitu membuka jeroan dan mengeluarkan isi usus, rumen, retikulum, omasum dan abomasum, kemudian di bilas menggunakan air yang mengalir. Jeroan rongga dada dimasukkan ke dalam air dan dicuci secukupnya menggunakan air di dalam tong – tong air yang sudah tersedia.

5) Ruang Kepada dan Kaki
Ruang kepala dan kaki di RPH Malang tidak terlalu dibedakan dengan daerah kotor lainnya. Hal ini disebabkan daerah Kotor RPH Malang luas sehingga dapat dibagi ke dalam beberapa zona tertentu.

6) Ruang Kulit
Ruang kulit di RPH Malang tidak dibedakan dengan daerah kotor lainnya. Setelah hewan dikuliti kemudian kulit diikat sampai kecil kemudian langsung di bawa oleh pembeli kulit, selain itu RPH juga melakukan pengolahan kulit yang dilakukan di ruang pengolahan kulit yang sudah terpisah dari ruangan pemotongan.

7) Ruang Pemeriksaan Post Mortem
Ruang pemeriksaan post mortem di RPH Malang masih menyatu dengan daerah kotor. Pemeriksaan dilakukan saat rongga dada dan rongga abdomen sudah dipisahkan dengan karkas. Pemeriksaan dilakukan dengan menyayat limfo glandula di setiap bagian. Kemudian jika tidak ada kelaianan akan diberikan stempel baik oleh petugas pemeriksaan yang diawasi oleh dokter hewan. Sedangkan bagian jeroan dilakukan di ruang jeroan.

c. Daerah Bersih
Daerah bersih adalah ruangan dengan tingkat pencemaran yang rendah. RPH Malang memiliki dua buah ruangan yang dijadikan daerah bersih antara lain ruang pendinginan (pelayuan), pembekuan, dan ruangan pembagian karkas, penimbangan dan pengemasan dilakukan di ruangan berikutnya. Akan tetapi beberapa fasilitas tidak dimanfaatkan dengan baik oleh RPH Malang, antara lain ruang pelayuan, alat pemotongan karkas yang modern dan alat pembekuan yang terletak di ruangan bersih. Hal ini sangat disayangkan karena teknologi ini dapat meminimalisir kontaminasi pada daging.

1) Ruang Pendinginan/Pelayuan
Ruang pelayuan di RPH Malang sangat jarang digunakan. Hal ini disebabkan keterbatasan waktu karena pemilik hewan sudah harus menjual daging di pasar pada pagi harinya. Sehingga pelayuan dapat dilakukan di tempat penjualan. Hal ini sangat bertolak belakang dengan SNI tentang aturan RPH. Karena pelayuan sangat penting dilakukan untuk mengurangi proses pembusukan.

2) Ruang Pembekuan
Ruang pembekuan terdapat di sebelah ruangan pelayuan di RPH Malang. Di dalam satu ruangan juga terdapat alat pemotongan untuk pembagian karkas dan pengemasan karkas. Akan tetapi di RPH Malang tidak pernah digunakan. Hal ini sangat disayangkan karena menggunakan alat – alat modern kontaminasi dapat dikurangi dan diminimalisir dibandingkan menggunakan metode konvensional.

3) Ruang Pembagian Karkas
Ruang pembagian karkas di RPH Malang sudah terpisah dengan ruangan pelayuan. Pembagian karkas dilakukan oleh petugas yang bergerak dari daerah kotor ke daerah bersih. Hal ini sangat disayangkan karena kontaminasi dapat diperparah oleh petugas penyemblihan dan pemotongan. Sehingga hal ini harus diperbaiki oleh RPH Malang dimana petugas antara ruangan bersih dan kotor harus dibedakan untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi antara dua daerah.

4) Ruang Penimbangan Karkas
Penimbangan karkas di RPH Malang menggunakna timbangan konsevsional dan diangkat dengan cara digendong oleh petugas yang berlumuran darah. Hal ini sangat tidak baik terutama petugas yang menggendong karkas mengenakan pakaian yang sama setiap malamnya, sehingga kontaminasi karkas sudah sangat tinggi dari petugas pemotongan.

5) Ruang Pengemasan Daging
Ruang pemengasan daging tidak digunakan oleh RPH Malang, namun daging langsung dimasukkn ke dalam mobil dengan wadah seadanya, menggunakan plastik terpal yang diatur sedemikian rupa, tanpa pendinginan maupun es. Hal ini dapat meningkatkan terjadinya kontaminasi dari transportasi. Sehingga harus dibenahi dengan memberikan aturan khusus.

Alur pemotongan hewan di RPH Malang sudah baik namun masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan terutama kontaminasi yang disebabkan oleh petugas penyemblihan sampai pemotongan. Dari segi peralatan RPH Malang sudah sangat baik namun belum didukung oleh kesadaran SDM yang baik sehingga harus dilakukan penyuluhan tentang kontaminasi terhadap petugas RPH. Selain itu, fasilitas yang tersedia sebaiknya dipakai agar menjadi RPH terbaharukan dan menjadi percontohan di RPH lain se Indonesia, karena menggunakan peralatan modern selain lebih cepat juga mudah dalam mengendalikan jumlah kontaminasi dibandingkan metode konvensional.
Sumber : SNI 01-6159-1999 tentang Rumah Pemotongan Hewan

Comments

Popular posts from this blog

Kenali anak kucing yang tertinggal dalam kandungan induk

Dokter-hewan.net  - Pada keadaan normal, kucing bunting selama 64-67 hari. Dan kelahiran merupakan puncak dari proses kebuntingan. Kucing merupakan makhluk yang mandiri dimana tidak memerlukan bantuan ketika melahirkan. Namun, pada keadaan tertentu mungkin saja dijumpai kucing yang mengalami kesulitan melahirkan dan berpotensi mengancam jiwa induk dan calon anak yang akan dilahirkan. Penyebabnya dapat berasal dari induk maupun anaknya sendiri. Terkadang pemilik akan membiarkan kucingnya melahirkan dan seringkali dibiarkan hingga esok dan keesokkan harinya. Hal Ini tidak menjadi masalah ketika benar semua anak yang ada dalam kandungan induk telah keluar semua. Tapi pastikan induk memiliki akses ke makanan dan air minum tanpa risiko anak-anak kucing menjadi terjebak atau tenggelam.  Lalu, apa yang terjadi jika ada yang masih tertinggal? Hal ini sering dicurigai pemilik ketika melihat kucingnya yang baru melahirkan, dengan jeda waktu yang cukup, dan perutnya masih terlihat

Waspada Luka Berbelatung pada Hewan Kesayangan

Dokter-hewan.net  - Luka yang terinfeksi belatung atau sering kita sebut dengan myasis merupakan kejadian yang cukup tinggi terjadi pada hewan kesayangan, terutama anjing. Kejadian myasis yang tidak ditangani dengan cepat dan tepat bisa berakibat fatal karena dapat menyebabkan kematian pada hewan akibat shock, intoksikasi ataupun infeksi sekunder. Myasis adalah kerusakan pada otot yang disebabkan oleh belatung. Belatung yang bentuknya seperti ulat ini berasal dari telur-telur lalat yang menetas, kemudian menggerogoti jaringan otot yang ada. Hal ini dapat berawal dari luka yang kecil yang tidak diketahui owner terutama pada hewan berambut panjang. Dengan perlahan, belatung akang menggerogoti jaringan otot di bawah kulit membentuk terowongan. Kondisi luka pada permukaan kulit ini akan mengundang lalat untuk bertelur sehingga belatung akan semakin banyak menempati luka hingga membusuk. Sampai kondisi seperti ini pun terkadang owner belum mengetahui betul apa yang terjadi pada hewan

Jerawat Kucing : Gejala, Diagnosa dan Terapi dari Chin “Blackhead” pada Kucing

Feline Acne Pengertian Jerawat Kucing (Feline Acne) adalah kelainan kondisi pada dagu kucing yang disebabkan oleh komedo ( blackhead ). Penyebab dari Jerawat Kucing Penyebab sebenarnya masih belum diketahui, namun beberapa factor dapat memicu terjadinya kelainan ini, termasuk stress, menurunnya system imun, praktik gromming yang tidak benar, dan kejadian atau efek dari penyakit lain, dermatitis dan kondisi minyak yang berlebihan yang disebabkan oleh folikel rambut yang tidak berfungsi dengan baik. Gejala jerawat kucing    Banyak komedo pada bagian dagu dan mulut kucing Dagu kucing terlihat kotor Komedo menyebabkan terjadinya abses Pada beberapa kasus, rambut rontok, dan adanya bengkak pada dagu. Menyebabkan rasa gatal sehingga kucing sering menggaruk dagu dan menyebabkan trauma pada dagu.   Dapat menyebabkan terjadinya infeksi sekunder.   Pada kucing Persia, kondisi ini dapat menyebabkan efek lipatan pada muka dan kulit.   Jerawat kucing dapat muncul pada se